Raden Adjeng Kartini

- 19.44

Raden Adjeng Kartini

 
Biografi R.A. Kartini – Pelopor Emansipasi Wanita Indonesia
Nama Lengkap : Raden Adjeng Kartini Profesi : - Agama : Islam Tempat Lahir : Jepara Jawa Tengah Tanggal Lahir : Senin, 21 April 1879 Zodiac : Taurus Warga Negara : Indonesia BIOGRAFI Raden Adjeng Kartini ataupun Raden Ayu Kartini adalah sosok wanita pribumi yng dilahirkan dari keturunan bangsawan anak ke 5 dari 11 bersaudara ini adalah sosok wanita yng Amat antusias yang dengannya pendidikan serta ilmu pengetahuan. Kartini Amat gemar membaca serta menulis,namun Amat di sayangkan orang tuanya mengharuskan Kartini menimba ilmu cuma hingga sekolah dasar lantaran Perlu dipingit namun lantaran tekad bulat kartini bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai cita citanya, Kartini mulai mengembangkan yang dengannya belajar menulis serta membaca bersama sahabat sesama perempuannya, era itu pula Kartini pula belajar bahasa Belanda.
Kartini tak pernah patah semangat,yang dengannya rasa keingintahuan yng Amat besar, kartini ingin selalu membaca surat surat kabar, buku buku serta majalah eropa dari situlah terlintas ide bagi atau bisa juga dikatakan untuk memajukan wanita wanita Indonesia dari segala keterbelakangan.ditambah yang dengannya kemampuannya berbahasa Belanda, Kartini pula surat menyurat yang dengannya korespondensi dari Belanda. Pernah sempet terlaksana surat menyurat antara Kartini serta Mr.J.H Abendanon bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengajuan beasiswa di negeri Belanda, namun seluruh itu tak pernah terlaksana dikarenakan Kartini Perlu menikah pada 12 November 1903 yang dengannya Raden Adipati Joyodiningrat yng pernah menikah 3 kali.
Perjuangan Kartini tak berhenti sesudah menikah, beruntung Kartini mempunyai suami yng selalu mendukung akan cita citanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperjuangkan pendidikan serta martabat kaum perempuan, dari situlah Kartini mulai memperjuangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk didirikannya sekolah Kartini pada tahun 1912 di Semarang. Pendirian sekolah wanita yang telah di sebutkan berlanjut di Surabaya, Jogjakarta, Malang, Madiun, Cirebon. Sekolah kartini didirikan oleh yayasan kartini, adapun yayasan Kartini sendiri didirikan oleh keluarga Van Deventer serta Tokoh Politik etis.
Kartini meninggal Selang beberapa hari sesudah melahirkan anak pertama bernama R.M Soesalit pada 13 September 1904, tepatnya 4 hari sesudah kelahiran R.M Soesalit, era itu usia Kartini masih telatif muda di usia 25 tahun. Sesudah kematian Kartini, seorang Menteri Kebudayaan, Agama, serta Kerajinan Hindia Belanda Mr.J.H Abendanon mulai membukukan surat menyurat kartini yang dengannya sahabat temannya di eropa yang dengannya judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yng pengertiannya “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Raden Ajeng Kartini sendiri merupakan pahlawan yng mengambil tempat tersendiri di hati kita yang dengannya segala impian, tekad, serta perbuatannya. Ide-ide besarnya sudah bisa atau mampu menggerakkan serta mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yng tak disadari pada masa lalu. Yang dengannya keberanian serta pengorbanan yng tulus, dia bisa atau mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. PENGHARGAAN
  • Tanggal 2 Mei 1964, yng menetapkan Kartini menjdai Pahlawan Kemerdekaan
  • Setiap tanggal 21 April, bagi atau bisa juga dikatakan untuk diperingati setiap tahun menjdai hari besar yng lantas dikenal menjdai Hari Kartini
  • Namanya dijadikan nama jalan di beberapa kota di Belanda. Semisal di Utrecht, Venlo, Amsterdam, Haarlem



Kartini – Pelopor Emansipasi Wanita Indonesia Raden Ajeng Kartini ataupun lebih dikenal Ibu Kartini adalah keturunan keluarga terpandang Jawa. Dia lahir 21 April 1879, dimana istiadat istiadat masih kukuh dipegang oleh masyarakat, salah satunya keluarganya. Satu hal yng diwariskan dari keluarganya merupakan pendidikan. Ya, Kartini pernah merasakan bangku sekolah sampai-sampai tamat pendidikan dasar. Karakternya yng haus akan ilmu pengetahuan membuatnya ingin terus melanjutkan sekolah ke jenjang yng lebih tinggi. Di sayangkan, ayahnya tak memberikan izin Kartini melanjutkan sekolah. Mengetahui sikap ayahnya, Kartini sebetulnya sedih. Akan tetapi, dia tak mampu merubah keputusan itu. Karena, dia merupakan anak pada zamannya yng masih terbelenggu oleh keadaan.
Alhasil, malah Kartini tak boleh lagi keluar dari rumah hingga saatnya menikah. Istilahnya dipingit. Demi menghilang-kan rasa bosan serta suntuk berada di rumah terus. Kartini menghabiskan sebagian besar saatnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk membaca buku ilmu pengetahuan. Kesukaannya membaca ini berganti menjadi rutinitas harian. Malah, dia tak segan bagi atau bisa juga dikatakan untuk bertanya kepada ayahnya bila ada hal yng tak dimengertinya. Lambat laun pengetahuannya bertambah serta wawasannya pun meluas.
Tidak sedikit karya serta pemikiran wanita Eropa yng dikaguminya. Berlebi kebebasan orang-orang bagi atau bisa juga dikatakan untuk mampu terus bersekolah. Rasa kagum itu menginspirasinya bagi atau bisa juga dikatakan untuk memajukan wanita Indonesia. Dalam pandangannya, wanita tak cuma Perlu mampu urusan “belakang” keluarga saja. Lebih dari itu, wanita pula Perlu mampu serta punya wawasan serta ilmu yng luas. Dia pun mulai bergerak mengumpulkan teman-teman wanitanya bagi atau bisa juga dikatakan untuk diajari baca tulis serta pengetahuan lain-lainnya. Semakin hari, Kartini semakin disibukkan yang dengannya aktivitas membaca serta mengajarnya.
Dia pula punya tidak sedikit sahabat di Belanda serta Suka berkomunikasi yang dengannya orang-orang. Malah, dia pernah sempet memohon kepada Mr. J.H. Abendanon bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberinya beasiswa sekolah di Belanda. Belum pernah sempet permohonan yang telah di sebutkan dikabulkan dia dinikahkah oleh Adipati Rembang bernama Raden Adipati Joyodiningrat.
Biografi R.A. Kartini – Pelopor Emansipasi Wanita Indonesia
Foto R.A. Kartini serta suaminya | Wikipedia.

Didasari data sejarah, R.A. Kartini ikut yang dengannya suaminya ke Rembang sesudah menikah. Meski begitu api cita-citanya tak padam. Beruntung Kartini mempunyai suami yng mendukung cita-citanya. Berkat kegigihan dan dukungan sang suami, Kartini mendirikan Sekolah Wanita di aneka macam daerah. Semisal Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, serta sebagainya. Sekolah Wanita itu dikenal yang dengannya nama Sekolah Kartini.
Kartini adalah seorang wanita Jawa yng mempunyai pandang-an melebihi zamannya. Walau dia sendiri terbelenggu oleh zaman yng mengikatnya yang dengannya istiadat istiadat. Pada 17 September 1904, Kartini menghembuskan napas yang terakhir di usia 25 tahun, sesudah melahirkan anak pertama serta satu-satunya. Dia satu dari sekian banyaknya wanita yng menjadi pelopor emansipasi wanita di tanah Jawa.
Surat-surat korespondensinya yang dengannya teman-temannya di Belanda lantas dibukukan oleh Abendanon yang dengannya judul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku ini sudah menginspirasi tidak sedikit wanita, tak saja, wanita di zamannya namun pula wanita kini serta masa depan.
Sesuai Keppres No. 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964, Kartini resmi digelari pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia. Keppres ini pula menetapkan tanggal 21 April menjdai Hari Kartini. Namanya kini diabadikan menjdai nama jalan. Tak cuma di kota-kota di Indonesia saja, melainkan di kota-kota di Belanda. Semisal Kota Utrecht, Venlo, Amsterdam, serta Harleem. WR. Supratman malah membuatkan lagu berjudul Ibu Kita Kartini bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengenang jasa-jasanya.
Beberapa buku biografi Kartini yng melukiskan perihal Perjuangan R.A. Kartini. Antara lain: Imron Rosyadi, R.A Kartini Biografi Singkat 1879-1904, Garasi: Yogyakarta, 2012;Ishadi, RA Kartini, Departemen Pendidikan serta Kebudayaan, Jakarta: 1986; Farhan MH,Ayo Mengenal Lebih Dekat Biografi R.A. Kartini, Bintang Cemerlang, tkt: tt; serta masih tidak sedikit lagi lain-lainnya.

Sumber Rujukan Dan Gambar : http://opsptd.blogspot.com/2015/04/raden-adjeng-kartini_21.html

Seputar Raden Adjeng Kartini

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Raden Adjeng Kartini