Hindari Kesalahan Ini Dalam Berwudhu

- 21.24

Hindari Kesalahan Ini Dalam Berwudhu

 
Assalamualaikum Wr Wb serta salam sejahtera bagi pengunjung website dimana saja berada, mudah-mudahan Kamu dalam keadaan sehat selalu serta dilimpahkan RezekiNya… Aminnn…..
WUDHU memanglah bukanlah suatu perkara yng wajib. Namun, andai akan shalat, andai tak berwudhu maka taklah sah. Oleh karena itulah, wudhu disaat akan shalat menjadi wajib. Serta kita tidak mampu meninggalkan kewajiban yng satu ini. Amat penting bagi kita melaksanakannya yang dengannya baik. Sebagaimana ibadah yng lain, wudhu pun wajib bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengikuti tuntunan dari Al-Quran serta hadis-hadis Nabi ﷺ dalam mengerjakannya. Lantaran Al-Quran serta hadis merupakan sumber landasan hukum dalam Islam, dan acuan dalam mengerjakan ibadah. Maka tak boleh kita melakukan ibadah cuma yang dengannya dasar pendapat seseorang, opini seseorang ataupun logika semata. Lebih lagi andai tak mempunyai dasar percis sekali atau juga asal-asalan. Oleh lantaran itu, pemaparan di artikel ini akan memaparkan secara ringkas beberapa amalan serta keyakinan yng salah seputar wudhu, lantaran amalan serta keyakinan yang telah di sebutkan tak dilandasi oleh Al-Quran serta hadis yng shahih. Apa sajakah itu? Beberapa amalan serta keyakinan yang telah di sebutkan merupakan: 1. Melafalkan Niat Wudhu Sebagian orang melafalkan niat wudhu contohnya yang dengannya mengucapkan, “Nawaitul wudhu’a liraf’il hadatsil asghari lillahi ta’ala,” (saya berniat wudhu bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengangkat hadats kecil lantaran Allah Ta’ala) ataupun semacamnya. Padahal Nabi ﷺ tak pernah mencontohkan melafalkan niat sebelum wudhu, serta niat itu merupakan amalan hati. Mengeraskan bacaan niat taklah wajib serta tak juga sunnah yang dengannya kesepakatan seluruh ulama. Imam Ibnu Abil Izz Al-Hanafi mengatakan, “Tidak ada seorang imam pun, baik itu Asy Syafi’i atau selain beliau, yang mensyaratkan pelafalan niat. Niat itu tempatnya di hati berdasarkan kesepakatan mereka (para imam),” (Al Ittiba’ hal. 62, dinukil dari Al Qaulul Mubin Fii Akhta-il Mushallin, hal. 91). Sekali lagi niat itu amalan hati serta itu gampang, tak butuh dipersulit. Yang dengannya adanya itikad serta kemauan dalam hati bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan wudhu bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan shalat ataupun yng lain-lainnya, maka itu telah niat yng sah. 2. Tak Mengucapkan Basmalah Para ulama berbeda pendapat apakah basmalah ataupun mengucapkan “bismillah” hukumnya wajib ataukah sunnah. Sebagian ulama mewajibkan yang dengannya dalil hadis, “Tidak ada shalat bagi yang tidak berwudhu, dan tidak ada wudhu bagi yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala,” (HR. Ahmad serta Abu Daud, dihasankan oleh Al Albani dalam Irwaul Ghalil). Akan tetapi jumhur ulama berpendapat hukumnya sunnah lantaran beberapa hal: a. Membaca basmalah tak disebutkan bersamaan yang dengannya hal-hal wajib lain-lainnya dalam surat Al Maidah ayat 6.
b. Keumuman hadis-hadis yng menjelaskan mengenai tatacara wudhu Nabi, tak menyebutkan mengucapkan basmalah (lihat Asy Syarhul Mumthi’, 1/159). c. Makna “Tidak ada wudhu bagi yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala,” merupakan penafian kesempurnaan wudhu (lihat Asy Syarhul Mumthi’, 1/158 – 159). Akan tetapi demikian, baik beranggapan hukumnya sunnah maupun wajib, meninggalkannya yang dengannya sengaja merupakan sebuah kesalahan. 3. Melafalkan Doa bagi atau bisa juga dikatakan untuk Setiap Gerakan Sebagian orang menganggap ada doa khusus yng dibaca pada setiap gerakan wudhu. Yng benar, doa-doa yang telah di sebutkan tak pernah diajarkan oleh Nabi ﷺ, serta cuma berasal dari hadis-hadis yng palsu. Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma’ad (1/195) mengatakan, “Semua hadis tentang dzikir-dzikir yang dibaca pada setiap gerakan wudhu adalah kedustaan yang dibuat-buat, tidak pernah dikatakan oleh Nabi ﷺ sedikit pun dan tidak pernah beliau ajarkan kepada umatnya.” 4. Memisahkan Cidukan Air bagi atau bisa juga dikatakan untuk Berkumur serta Istinsyaq-Istintsar Andai dalam berwudhu Kamu berkumur-kumur tiga kali, lantas sesudah itu baru beristinsyaq (memasukan air ke hidung) serta istintsar (mengeluarkan air dari hidung) yang dengannya cidukan air yng berbeda, maka ini tak sesuai yang dengannya praktek Nabi ﷺ. Yng beliau contohkan merupakan berkumur-kumur, istinsyaq, serta istintsar itu yang dengannya satu cidukan lantas ulang sebanyk 3x. Menjadikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk berkumur-kumur, istinsyaq, serta istintsar cuma melakukan 3 cidukan. Dari Abdullah bin Zaid Radhiallahu ‘Anhu beliau bercerita tatacara wudhu Nabi, “Rasulullah menciduk air dengan kedua telapak tangannya dari bejana kemudian mencuci keduanya, kemudian mencuci (yaitu berkumur-kumur dan beristinsyaq) dari satu cidukan telapak tangan, beliau melakukannya 3x …” (HR. Bukhari 191). 5. Tak Mencuci Lengan Sampai-sampai Siku Padahal Allah Ta’ala berfirman mengenai rukun wudhu, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan basuhlah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki,” (QS. Al Maidah: 6). [] Andai pendapat dari Kamu bermanfaat silahkan Share...
@Semoga_Bermanfaat

Sumber Rujukan Dan Gambar : http://opsptd.blogspot.com/2016/08/hindari-kesalahan-ini-dalam-berwudhu.html

Seputar Hindari Kesalahan Ini Dalam Berwudhu

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Hindari Kesalahan Ini Dalam Berwudhu